PARIWARA 

“Tamu Tengah Malam” dalam Buku Kumpulan Cerpen Pertobatan Aryati

Bagai disambar petir aku mendengar penjelasan penelepon yang mengaku Densus 88 itu. Benar dugaanku, Alman teroris dan membawa bom. Aku agak panik. Bagaimana kalu aparat salah tembak? Bagaimana kalau salah sasaran? Bagaimana kalau peluru aparat mengenai istriku. Bagaimana dengan kandungannya? Bagaimana kalau bom itu meledak dan ledakannya menembus kamar istriku.

“Halo… halo, Pak.”

“Ya, halo….”

“Dia tidur di kamar sebelah, Pak. Tolong hati-hati, istriku sedang hamil. Jangan sampai kami jadi korban. Kami tidak tahu apa-apa tentang ini semua.”

Tidak ada jawaban dari seberang. Tidak ada telepon balik. HP-ku tiba-tiba juga mati. Low batt, sialan….

 

Cuplikan narasi dan dialog di atas merupakan kutipan adegan cerpen “Tamu Tengah Malam” dalam buku kumpulan cerpen Pertobatan Aryati karya Ahmadun Yosi Herfanda yang diterbitkan Republika Penerbit, cetakan pertama Januari 2024. Buku ini berisi 17 cerpen dengan berbagai tema yang menarik dan pernah dipublikasikan di berbagai media massa nasional seperti Kompas, Koran Tempo, Jawa Pos, Republika, dan Suara Pembaruan, serta beberapa majalah dan tabloid.

Selain dikenal sebagai penyair yang produktif, Ahmadun juga dikenal sebagai cerpenis. “Pertobatan Aryati merupakan kumpulan cerita pendek pilihan karya sastrawan Ahmadun Yosi Herfanda yang ditulis dalam kurun waktu 1991-2021. Ciri khas karya-karya cerpenis yang juga penyair ini kental dengan tema sufistik-sosial-religius. Sebagian didasari kisah nyata, Sebagian lain menggambarkan kondisi sosial yang terjadi di masyarakat. Memotret tanya yang bersemayam dalam jiwa-jiwa yang tengah berproses – proses untuk menjadi sesuatu,” tulis Republika Penerbit pada sampul belakang buku tersebut.

Buku kumpulan cerpen ini menyusul buku-buku kumpulan cerpen Ahmadun sebelumnya, seperti Sebelum Tertawa Dilarang (Balai Pustaka, 1997), Sebutir Kepala dan Seekor Kucing (Bening Publishing, 2004), dan Badai Laut Biru (Senayang Abadi Publishing, 2005). Selain itu, juga ada manuskrip buku kumpulan cerpen yang belum terbit, seperti Kolusi (2022), Berhala-berhala yang Membunuh Subuh (2022).

Pada sampul belakang buku kumpulan cerpen terbarunya itu juga dikutip adegan menarik dari cerpen “Pertobatan Aryati” berikut ini,

 

Aryati tiba-tiba menarik lepas jilbabnya hingga seluruh helai rambutnya yang hitam mengilat, lurus, dan panjang, tersentak ke atas, kemudian jatuh berjuntaian di kedua bahu dan dahinya: menciptakan pesona kecantikan yang aneh dan luar biasa.

“Kalau Engkau tak suka pakaianku ini, baiklah, akan kulepas semua. Aku akan telanjang murni di hadapan-Mu!”

Dengan keuatannya yang tiba-tiba bangkit kembali, Aryati menyentakkan bagian dada gaunnya dengan kedua tangannya ke kanan dan ke kiri hingga terbelah sampai ke perutnya…. @ Red

Related posts

Leave a Comment

nineteen + five =